pernah dengar ini sebelumnya? saya sering dengar ini lho, sejak mengikuti majlis taklim. yang bilang? bukan sang ustadz tapi tetangga – tetangga saya yang ikut pengajian juga, kalau berangkat ke majlis kami satu mobil sehingga banyak mengobrol di perjalanan. dari pembicaraan – pembicaraan itu saya simpulkan ‘tak apa makan sembarang, bismillah, jadi obat’.


kesembuhan=kesempatan

kesembuhan adalah kesempatan dari ALLAH untuk memperbaiki diri. terutama setelah sakit parah. saya operasi tumor otak sudah 3 kali, kesembuhan yang sekarang saya dapat adalah kesempatan. kesenpatan memperbaiki diri, kesempatan makin memberatkan bumi ALLAH dengan menyebut asmaNYA. bersyukur. itu kata kuncinya kan?

jadi ingat Pak Dahlan Iskan ketika akan operasi tranplantasi hati beliau berdoa yang kurang lebih intinya ‘jika memang harus mati, maka matikanlah saya’. seperti doa mau tidur. bismika allah humma ahya wabismika amuut…. alhamdulillah operasi pak dahlan sukses dan bugar hingga kini. pak dahlan diberikan kesembuhan, sekarang menjabat dirut PLN. kata pak dahlan posisi dirut PLN adalah jalan bersyukur. sama artinya dengan pak dahlan dapat kesempatan kedua untuk hidup lebih lama dan sekarang waktunya menggunakan kesempatan itu untuk kerja keras demi orang lain. mungkin ALLAH memang berkehendak memperbaiki PLN, lewat tangan pak dahlan iskanlah keinginan pelanggan – pelanggan PLN akan dikabulkan.

sama halnya dengan pak dahlan, baginya kerja keras adalah bentuk bersyukur. Tuhan anugrahkan otak, berfikirlah. setelah operasi tahun 2008 itu jadi motivasi untuk saya. setelah kembali kuliah ‘kerja keraslah, bentuk syukurmu’. alhasil april 2009 harus operasi lagi. tumor itu tumbuh lagi. lho kok? beda kasus, ferian harus banyak belajar dari sini, pelajaran hidup. mungkin bentuk syukur yang salah?

pak dahlan iskan mengidap kanker hati, sirosis. setelah pak dahlan sukses operasi, kerja keras = bersyukur. ferian nur hidayah mengidap tumor otak. ferian nur hidayah setelah sukses operasi, kerja keras =(tidak) bersukur. Iya betul. saya yang dioperasi kepala, batok kepla ada yang diambil. tidak bisa lagi seperti dulu, yang pergi pagi pulang malam, kegiatan ini itu ayo saja. sekarang sudah tidak bisa, ada yang membatasi.

lalu bersyukurnya dengan cara apa? selalu berucap hamdallah itu pasti, insyaALLAH. selain itu? ya menjaga kesembuhan yang sudah diberikan, agar di kesembuhan kali ini kesempatan itu tidak berlalu begitu saja. kesempatan bukan hanya kesempatan. sekali lagi MENJAGA KESEMBUHAN, KESEHATAN.


patuh saran dokter

baiklah jika bersyukur bagi ferian tidak bekerja keras lalu harus apa? diulangi lagi MENJAGA KESEMBUHAN = menjaga kesempatan. bagaimana menjaga kesembuhan? hemat saya adalah mematuhi saran dokter. dengan kita sudah percaya pada seorang dokter ya percaya juga bahwa ALLAH memang menggunakan sang dokter untuk menunjukkan sayangNYA pada kita. dokter bedah saraf saya bernama dr.endro basuki, beliau enerjik sekali, sangat welcome juga personalitynya. sampai papa saya pernah berkunjung ke rumahnya dan bercerita ini itu.

dari dokter endro saya tidak boleh makan coklat dan kopi. kopi, saya memang tidak minum jadi tidak masalah. tapi coklat? sepertinya seusia saya ini bukan hal aneh jika makan coklat dan hal yang aneh jika tidak suka coklat. tapi ya namanya juga pantangan, tidak boleh. ada lagi dokter saya ibu eka wahyuni, pantangannya jadi banyak sekali. penyedap, pengawet, perasa, pewarna, dll (di artikel sebelumnya). hal inilah yang membuat saya harus ketat dalam menjaga apa yang saya konsumsi. jika pergi jalan – jalan tidak ada cerita mampir makan di restoran. udara panas lalu jajan es campur yang ada susu kental manisnya. tidak ada cerita seperti itu, jalan – jalan ya tas saya penuh dengan air putih, obat, roti, dan makanan dari rumah.

patuh saran dokter, itu yang coba saya lakukan. bagi saya, patuh saran dokter sama artinya dengan ikhtiar, menjaga kesempatan hidup dariNYA.

Makan makanan pantangan

tidak munafik juga, terkadang ingin sekali makan makanan – makanan enak yang sekarang sudah jadi larangan untuk saya. pernah waktu itu jalan – jalan bersama mama dan adek, mampirlah beli brownies untuk suatu acara. di deretan ruko itu ada Bakso Kota – Cak Man. ‘mah ayo maem bakso, seger’ kata adek ‘yo…mbak ian boleh sekali ini aja lho ya, buat tombo pengen’. dasarnya memang tidak doyan bakso ya memang tidak makan bakso. tapi si bakso kota banyak sekali macam gorengannya, jadi akhirnya makan juga tapi hanya gorengannya saja. ada lagi makanan pantangan yang saya pingin sekali mencicipi. petis. petisnya enaaaakk sekali, teman makan gorengan, rasanya memang tidak lengkap jika tidak ditemani si petis. ada di jl. a. yani, sebelahnya ‘bakso solo kidul pasar’, bukanya dari jam 7 pagi hingga jam 12 siang. awalnya memang saya hanya mencicip, karena tahu itu memang tidak boleh. tapi sekarang jadi sudah berani, enak sekali memang, nafsu saya yang berbicara. saya justru malah kepingin makanan yang simple – simple seperti itu, yang jarang orang gilai. brownies, coklat, bakso, mie goreng, pangsit, semacamnya. saya justu tidak ada nafsu untuk memakannya. makanan pantangan=makanan yang tidak saya sukai. cukup memudahkan mengurangi rasa ingin memakan makanan pantangan.

tapi suatu hari di majlis saya diadakan maulid nabi dan acaranya diakhiri dengan makan siang, prasmanan. makanannya dipesan di kateringan. otomatis itu pantangan bagi saya, jadi saya tidak mengambil makan. hanya minum es kelapa mudanya saja. tetangga saya yang tau hal itu menyuruh saya mengambil makan, ikut makan bersama – sama. ‘engga bu, saya g makan. g bole’. bla bla bla hingga akhirnya saya ambil makan juga, ya yang jelas bukan sop, bukan sambel goreng, bukan cap cay, hanya ayam goreng saja. ada lagi cerita, setiap majlis selesai bakal disuguhi makanan seperti pukis, kabin, lemper, pastel ato apapun lah. suatu saat saya mengambil pukis, eh ada coklatnya. ‘udah mbak dimakan aja, bismillah, jadi obat’.



masuk ke inti. tentang kata – kata ‘makan makanan pantangan jadi obat’. jujur saya tidak setuju. selama ini saya makan makanan – makanan pantangan, tidak pernah berfikir ‘ga papa makan, jadi obat’. saya berfikirnya ‘ga papa lah sekali kali, lha pengen ko. asal dikit dan tidak sering, bismillah ga papa’. saya tidak memungkiri bahwa makanan pantangan yang saya makan itu membwa efek negatif, itu pasti, yang saya lakukan itu salah, saya sadar akan hal itu. tapi memang saya kalah dalam berjihat melawan nafsu sendiri, tapi perlu diingat bahwa saya makan itu dengan kesadaran bahwa tidak boleh banyak dan tidak boleh sering, seperti kata mama ‘tombo pengen’.

coba bandingkan dengan pendapat beberapa orang sekitar saya yang berkata bahwa makan makanan pantangan tidak masalah ‘bismillah, jadi obat’. saya tahu mungkin maksudnya juga sedikit kwantitas ‘memakannya’ tapi saya tidak setuju kata – katanya. pantangan ya pantangan, tidak boleh dimakan, tidak bisa disamakan dengan obatlah. saran dokter memang menjauhi makanan – makanan itu, karena dikhawatirkan jika mengkonsumsi makanan tersebut akan timbul efek – efek negatif dari dalam tubuh, bisa kumat, naudzubillah. itulah sebab mengapa saya uraikan detail dari mulai kesembuhan merupakan kesempatan, bersyukur, mematuhi saran dokter. karena itulah yang menjadi dasar berpikir saya. acuan agar tidak asal ikut apa kata orang. si a bilang a, si b bilang b dan seterusnya.

bacaan basmallah, ‘dengan menyebut asma ALLAH, jadi obat’. itu merupakan kalimat sugesti. membuat diri berpikir positif, meyakinkan diri sendiri. dalam hal ini, menurut saya, kalimat itu merupakan kalimat pembenaran. membenarkan sesuatu yang salah. membuat positif sesuatu yang negatif. bagaimana tidak, bagaimana caranya makanan pantangan berubah jadi obat hanya dengan menyebut asma ALLAH? bukannya saya tidak percaya akan kuasaNYA. tapi itu hanya terjadi pada kasus ‘miracle’, keajaiban, mukjizat. dan kita tidak tau apa saat kita makan lalu keajaiban akan terjadi. yang dimakan adalah makanan pantangan, hal yang dilarang dokter, hal yang memperjelek kesembuhan, itu berarti hal yang memperkecil kesempatan pula. ingat, darimana kesempatan itu? ALLAHU RABBI. silogismenya makan makanan pantangan memperkecil kesempatan dari ALLAH SWT. betul?